Sebuah pelajaran luar biasa di
hari ini, ketika aku melihat sesuatu yang lebih berharga dari sebongkah emas
dan intan permata. Aku semakin yakin
tentang sabda Rosululkulloh SAW :
“Alloh Subhanahu wata’ala
berfirman, ‘Wajiblah cintaku bagi orang-orang yang saling mencintai karena Aku,
orang-orang yang saling berteman karena Aku, orang-orang yang saling
mengunjungi karena Aku dan orang-orang yang saling berkorban karena Aku’”
(H.R Ahmad)
Kebanyakan orang berkata ,: “KITA
BERSAHABAT KINI dan NANTI ” namun sayang lebih dari setengahnya tidak bisa
meneguhkan ikrar kita hingga hari tuanya. Hanya sedikit orang yang mau menjadi
SOULMATE seumur hidup. Tapi kita tahu
jelas yang sedikit sangat sulit sekali ditemukan pun di zaman yang serba
bersaing ini dimana sering terjadi DULU TEMAN SEKARANG LAWAN.
Namun hari ini kutemukan satu
persahabatan yang luar biasa indah. Awalnya, aku dan sahabatku , Mustofa pergi
keluar sekolah untuk mencari makan. Maklum perut udah amat salatri. Tujuannya
kita akan makan di warung asgul yang
terkenal dengan sambel gonjrengnya. Tapi, mendadak pikiranku tertuju
pada warung soto babat di ujung jalan sana. Maka kami mengalihkan tujuan dan
hendak pergi ke ujung jalan.
Ketika kami hendak masuk ke dalam
kedai kecil tersebut, ternyata yang melayani adalah seorang kakek paruh baya,
yah sekitar 60 tahunan. Kamipun memesan 2 mangkuk soto babat. Ketika kami duduk
dan menyantap 2 buah pisang seorang kakek yang terlihat sama umurnya datang
dari belakang. Dia baru saja selesai mencuci piring. Merekapun begitu telaten
dan saling bekerja sama dan selalu tersenyum satu sama lainnya.
Pertama , kupikir mereka adalah
kakak adik, begitu rukun dan terlihat menyenangkan. Hingga akhirnya aku iseng
bertanya :
“Punteun pak, pami bapak duaan
teh rai raka, sanes ?”(Maaf pa, bapak berdua kakak adik bukan)
Sang kakek hanya menjawab. “sanes
jang, urang duaan mah rerencangan ti keur alit.” (bukan de, kami berdua sobat
dari kecil). Mendengar itu aku dan sahabatku sedikit kaget, loh kok bisa bertahan
padahal dari kecil.
“Dupi, pa rada aneh , biasana
pami nu dagang mah suami sareng istri, ieu mah bapak mani hebat dagang teh
duaan sareng rerencangan. Langki pisan pa, komo deui tos lami” (Ini sedikit
aneh pak, biasanya yang dagang itu kan suami istri, tapi ini bapak hebat
dagangnya berdua dengan sahabat. Jarang sekali menemukan yang seperti ini).
Kedua bapak itupun hanya tersenyum. Kami pun akhirnya makan soto babat hidangan
mereka berdua yang ternyata begitu enak. Setelah pulang aku dan sahabatku sepakat
bahwasanya kita pun harus bisa jadi soulmate seperti itu.
Pertanyaannya, kedua bapak tersebut bisa bersahabat hingga usia mereka senja. Bagi kita itu akan sangat sulit,bukan? Dibutuhkan begitu banyak kesabaran, karena pastilah ada bermacam-macam cobaan yang menerpa sebuah persahabatan. Kuncinya hanyalah bagaimana kita bisa mengerti sahabat kita dan melakukan yang terbaik untuknya dengan rasa cinta karena Alloh bukan selalu berharap sebaliknya. Yakinlah sahabat itu akan mencintai kita ketika kita mencintai dia setulus hari di bawah naungan cinta kasih Alloh Subhanahu wata’ala.
No comments:
Post a Comment